Cari Blog Ini

Minggu, 13 September 2009

ATH-THIBB AN-NABAWI

Ath-Thibb An-Nabawi (3) Posted by hudzayfah in Metode Pengobatan Nabi saw.. Tags: Sehat, thibbun nabawi, pengobatan trackback Dalam praktiknya, metode kedokteran Islam (Islamic Medicine) atau metode pengobatan Nabi saw. (ath-Thibb an-Nabawi) mengedepankan aspek alamiah dan ilahiyah yang dibingkai dalam wawasan yang sangat ilmiah. Dua aspek utama (alamiah dan ilahiyah) merupakan tafsir dari hadits Nabi saw. yang berbunyi, “Sesungguhnya pengobatan itu ada dua: madu dan al-Quran.” Madu ditafsirkan sebagai bahan-bahan yang alamiah atau biasa disebut dengan obat-obatan herbal. Jadi, tidak hanya terpaku pada satu jenis obat. Sedangkan al-Quran ditafsirkan sebagai metode yang ilahiyah. Artinya bahwa dalam konsep pengobatan Islam atau ath-Thibb an-Nabawi, harus mengedepankan aspek-aspek yang tidak bertentangan dengan syari’at. Ath-Thibb an-Nabawi harus memiliki prinsip yang tegas dalam mempraktikan metode pengobatannya. Walaupun di sisi lain, kita juga meyakini bahwa al-Quran juga memang merupakan penyembuh, baik bagi penyakit fisik ataupun penyakit ruhani. Sebagaimana firman Allah swt., وَلَوْ جَعَلْنَاهُ قُرْآنًا أَعْجَمِيًّا لَقَالُوا لَوْلاَ فُصِّلَتْ آيَاتُهُ ءَأَعْجَمِيٌّ وَعَرَبِيٌّ قُلْ هُوَ لِلَّذِيْنَ آمَنُوا هُدًى وَشِفَاءٌ “Dan jikalau Kami jadikan Al-Qur`an itu suatu bacaan dalam selain bahasa Arab tentulah mereka mengatakan: ‘Mengapa tidak dijelaskan ayat-ayatnya?’ Apakah (patut Al-Qur`an) dalam bahasa asing, sedangkan (rasul adalah orang) Arab? Katakanlah: ‘Al-Qur`an itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang yang beriman’.” (QS. Fushshilat, 41: 44) وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِيْنَ “Dan Kami turunkan dari Al-Qur`an apa yang merupakan syifaa` dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Al-Israa`, 16: 82) BAB-BAB selanjutnya akan berbicara lebih jauh mengenai praktik dari metode pengobatan Islami, bentuk terapinya, serta kaitannya dengan hukum-hukum syar’i, insya Allah. Di bawah ini kita akan melihat perbandingan satu metode pengobatan dengan metode pengobatan lainnya. Dalam tabel tersebut akan kita dapatkan plus-minus dari masing-masing pengobatan sebagai berikut. Metode Plus Minus Alopati • Menggunakan teknologi tinggi • Mempermudah proses pengobatan (seperti dalam operasi, pembedahan, dll.) • ilmiah • Menipu (Symptomatic Treatment) • Menggunakan Obat-Obatan Kimia Sintetis yang Keras -Anti-biotik (tidak alamiah) • Tidak Ilahiyah (Bahan-bahan yang haram/ syubhat, serta pemikiran Zionist yang telah mengotorinya. • Alat-alat modern yang bisa membahayakan tubuh, seperti laser atau sinar-X Mistis • Dapat menyembuhkan (?) berbagai macam penyakit yang berat dengan instan. • Tidak Ilmiah • Tidak alamiah • Tidak ilahiyah (bertentangan dengan syari’at) Ayurveda • Banyak testimoni tentang keampuhannya, bahkan kumpulan pengalaman para pasien yang telah merasakannya telah dibukukan. • Alamiah • Tidak ilmiah • Tidak ilahiyah (kotor, najis, dan haram) Pengobatan Tradisional China • Dapat menyembuhkan berbagai penyakit (?) • Metode pengobatan yang ilmiah dan alamiah: Akupuntur, Acupressure, Pijat Refleksi, Terapi Giok, Jamu, dll. • Kadangkala bercampur dengan kekuatan sihir • Yoga, bercampur dengan ajaran Buddha Dahtayana (bersumber pada kekuatan “Chie”) • Menggunakan obat-obatan yang diharamkan, seperti daging babi, fetus (bayi), dll. Islam (ath-Thibb an-Nabawi) • dapat dibuktikan oleh teori science modernIlmiah • Mendapatkan nilai ibadah saat kita melakukannya (disyari’atkan) • Al-Hadits: “Sesungguhnya pengobatan itu ada dua: madu dan al-Quran.” • Madu/ herbal: Alamiah • Al-Quran: Ilahiyah • Kurang dikenal masyarakat luas • Baru sedikit orang yang bisa mempraktikannya • Obat-obatan yang masih sulit diperoleh Tabel 1. Perbandingan Pengobatan Hari Ini Kita sadar bahwa pengobatan Islami ini belum menyebar luas dalam kehidupan masyarakat dan masih memiliki beberapa kekurangan yang harus ditutupi dengan segera. Maka, pertanyaan selanjutnya adalah dari sekian kekurangan yang terdapat dalam Islamic Medicine ini, siapakah yang akan menutupinya..? Jika masyarakat belum mengenalnya, siapakah yang akan mengenalkannya, mempresentasikannya, serta berjihad untuk menda’wahkannya..? Karena sungguh dengan memopulerkan ath-Thibb an-Nabawi atau Islamic Medicine ini, berarti kita sedang berjuang untuk menegakkan peradaban Islam, khususnya dalam bidang pengobatan. Jika baru sedikit orang yang bisa mempraktikannya, siapa yang akan menjadi bagian dari mujahid kedokteran Islam..? Menjadi thabib-thabib atau Rafiq thibb (ahli kesehatan Islam). Karena hukum syar’i dari keberadaan seorang thabib kedokteran Islam adalah fardhu kifayah. Hal ini juga ditegaskan oleh Dr. Sayyid Sabiq dalam Fiqh Sunnah dan diulang oleh Dr. Yusuf al-Qaradhawi. Sedangkan kifayah artinya cukup, bisa menangani masyarakat di sekitarnya. Bila masih belum cukup, maka jumlahnya harus terus ditambah sampai kebutuhan masyarakat terpenuhi. Jika dalam kondisi demikian orang-orang di sana tidak memedulikannya, maka berdosalah orang-orang di sana, apalagi jika tidak ada sama sekali. Wallahu a’lam… Jika obat-obatannya masih sulit untuk diperoleh, kita lah yang seharusnya berupaya menjadi distributornya, kita pula yang akan menjadi pakar pengobatannya, kita harus bisa menjadi herbalis sekaligus terapisnya. Bolehlah, kaum kuffar pun mulai beralih kepada pengobatan yang alami (dengan semboyannya back to nature). Namun, kita tidak boleh terjebak dengan mendukungnya dan menjadi kaki tangan mereka. Karena hal tersebut akan memberikan keuntungan bagi tegaknya peradaban jahili. Kita justru harus berusaha untuk mengalihkan produk-produk zionis serta kuffar lainnya untuk memboykot produk mereka, serta menghancurkan kekuatan ekonomi mereka sehingga mereka tidak lagi melakukan tindakan-tindakan yang merugikan ummat. Jika kita masih terjebak dalam peradaban yang mereka miliki, itu sama saja dengan membantu mereka dalam menghancurkan tegaknya peradaban Islam di muka bumi ini. Na’udzu billah…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar